Ghaddul Bashar

"Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta tetapi hati yang letaknya di dalam jasad itu yang buta"

Thursday, January 14, 2010

Madrasah Kehidupan

Siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya pada ALLAH sedang diapun mengerjakan kebaikan”
Surah An Nisa' 125

Dunia ibarat lebuh raya ibarat kata Bediuzzaman Said Nursi.

"Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keredaan); dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah beserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya"
~ Ayat 69 : Surah al-‘Ankabut

Seringkali tersasar dari jalannya sungguhpun papan tanda kehidupan jelas-jelas di hadapan sebelum menelusuri mana-mana selekoh. Tatkala hati lari dari qasad seorang seorang hamba, waktu itulah ada bisikan halus lirih mengingatkan. Benar. Manusia sifatnya alpa.

Menuju ke destinasi yang diimpikan bukan mudah. Ada saja halangan di sepanjang perjalanan ke arahnya. Kuat iman sampailah ke sana, lemah iman sama ada terhenti di situ bahkan mampu berundur ke titik asal. Doakan saja peminjan hati ini sampai ke destinasi impiannya, bertemu dengan Rabbnya. Sungguhpun tak terjangkau, rahmat Tuhan siapa tahu.

Hati. Terasa lompang yang besar padanya. Cukuplah saya katakan kelalaian seketika mampu mematikan jiwa manusia. Hati jiwa mati, siapa yang mampu menghidupkan kembali melainkan hanya DIA. Syukur padaMU ya Allah, andai sedikit kealpaan ni mengajar erti keperitan berjauhan dariNYA. Cinta pada makhluk datang sesudah cinta pada Allah dan RasulNYA, berkali-kali mengingatkan prinsip ini pada diri sendiri..

Peliharalah dirimu dengan taqwa dan cinta. PadaNYA.

Sendirian. Melalui liku-liku kehidupan. Mata yang melihat, telinga yang mendengar, hati yang menafsirkan dan minda yang mengakali. Jutaan wajah manusia tersurat dan tersirat, pengalaman sendiri mahupun orang sekeliling membentuk diri dan tindakan. Susah, tapi perlu dihadapi. Setiap masa, diri sendirilah yang mengingatkan di samping al Quran peneman setia. Bersendirian itu satu seni, seni mendekatkan diri pada Ilahi, menambah keimanan dalam diri, mengkoreksi apa dalam hati. Tapi bukanlah bermaksud selamanya sendirian itu indah. Ada keperluan untuk naik ke maqam yang lebih tinggi, bukan?.


KEMBARA
Berjalan di bumi yg tandus ini penuh duri
Tanpa sedar dan penuh lalai

Usia beredar penuh kejahilan
dan kemusnahan

Mengembara mencari dunia hakiki
Tiada jumpa arah yang sejati
Tiada pembimbing penunjuk jalan yg suci
Hidup terumbang-ambing sendiri.. sendiri

Tuhanku dengarlah bicara hati ini
Dariku insan yg sering tersisih
Di lautan penuh dosa dan noda
Demi mencari secebis kasih-Mu

Tuhanku tangan ini menadah sayu
Keampunan di perjalanan jauh
Semoga diterima di sisi-Mu
Sebagai bekalan negeri abadi

Menempuh sayu perjalanan pahit
Dalam kembara mencari diri
Mengharap sinar terangi hati
Yang sekian lama menutup jiwa...

p/s: crdt to writer. Antara bahan-bahan bacaan yang saya kumpulkan dan terjemahkan menerusi mata pena saya. Moga ada pahala dan perhitungan di sisiNYA kelak.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home