Ghaddul Bashar

"Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta tetapi hati yang letaknya di dalam jasad itu yang buta"

Monday, June 26, 2006

.:Inilah Dia Pemegang Amanah:.

..Abu Bakar As Siddiq menyampaikan satu kisah tentang jasa Abu Ubaidah dalam Perang Uhud. Inilah kisahnya : “Pada waktu perang Uhud, Rasulullah s.a.w terkena panah. Panah itu mengenai rahang atas wajah baginda. Ketika itu baginda memakai tutup kepala dari besi sehingga kepingan besi penutup wajahnya terpacak ke atas rahang baginda di dua tempat. Dari wajah baginda terus mengalir. “Aku berusaha mendekati Rasulullah tetapi didahului seseorang yang berlari dari arah timur.Ia lari begitu cepat seperti kilat menyambar. Terus terang pada saat itu aku merasa cemas , kalau-kalu orang yang datang itu dari pihak musuh. Maka segera aku berdoa’ kepada Allah “ Mudah-mudahan orang orang itu adalah orang yang patuh kepada Rasulullah s.a.w” .

Setelah aku berada di sisi Rasulullah barulah aku tahu ternyata dia adalah Abu Ubaidah ibnu Jarrah. Dia berkata kepada ku “ Aku mohon atas nama Allah hai Abu Bakar, agar engkau membiarkan aku mencabut kepingan besi ini dari wajah Rasulullah s.a.w.”

Abu Ubaidah menggunakan kedua gigi depannya untuk mencabut kepingan besi tajam yang terpacak ke dalam dua sisi rahang Rasulullah. Setelah mencabut besi itu, Abu Ubaidah terjatuh dan kedua gigi atas dan gigi bawahnya terlepas. Kemudian ia menggigit besi yang kedua dengan kedua gigi atas dan bawah yang masih tersisa, dan ternyata giginya itu terlepas lagi. “Aku dan Rasulullah s.a.w amat terharumelihat kesetiaan dan pengorbanan Abu Ubaidah betapa sayangdan cintanya ia pada Rasulullah sampai-sampai ia dikenali sebagai orang yang tidak bergigi lagi, kerana kedua gigi atas dan gigi bawahnya telah hilang”.


Something to ponder..
Dalam hadith lain disebutkan : “ Iman itu setengah-setengah. Setengah dalam kesabaran dan setengah yang lain dalam syukur”

Sabda Rasulullah s.a.w : “Jika engkau tertimpa sesuatu maka janganlah berkata, seandainya tadi aku melakukan demikian tentu akan berakhir demikian. Tapi katakan, Allah telah mentakdirkan demikian dan semuanya terserah pada Allah yang melakukan”

Tsabit berkata : ‘Selama dua puluh tahun saya bersabar menghadapi betapa susahnya qiamullail, namun dua puluh tahun berikutnya saya sangat menikmatinya

0 Comments:

Post a Comment

<< Home